MENGENAL DIENUL ISLAM (1)

MENGENAL DIENUL ISLAM (1)
oleh : Muhammad Shidqan*

Sebagai seorang muslim, kewajiban pertama kita adalah mengenal dan mengetahui siapa itu Allah Ta'ala (ma'rifatullah), siapa itu Rasulullah (ma'rifatu al-rasul) dan apa itu dien (agama) Islam (ma'rifatu al-Islam). Kita akan mengenal dan mengetahui Allah Ta'ala dan Rasulullah jika kita mau mempelajari Islam, mempelajari Al Qur'an dan As Sunah dengan tekun. Jadi, kunci dari ketiga ma'rifah ini adalah mempelajari ajaran Islam itu sendiri.

Islam berasal dari bahasa arab, aslama-yuslimu-islaman, yang secara bahasa berarti menyerahkan diri, tunduk dan patuh. Secara syar'i, Islam mempunyai tiga makna, yaitu :

1. Makna Umum.

Islam dengan maknanya yang umum berarti sikap idz'an (tunduk) dan inqiyad (melaksanakan dengan patuh segala perintah Allah Ta'ala) baik secara sukarela maupun terpaksa. Dalam pengertian ini, seluruh makhluk yang berada di jagad raya ini beragama Islam, artinya patuh kepada aturan Allah Ta'ala.

Langit, tata surya, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, semuanya terikat dengan sebuah aturan (sunatullah) yang telah Allah tetapkan. Tentang hal ini, Allah berfirman," Sesungguhnya urusan Allah itu jika Allah menginginkan sesuatu maka cukup dengan mengucapkan,"Jadilah." Maka apa yang dikehendaki-Nya akan terjadi." (QS. Yasin 82).

Tata surya, seluruh bintang dan benda-benda angkasa di alam ini semuanya beragama Islam, artinya tunduk kepada aturan Allah. Kesemuanya beredar pada orbitnya sebagaimana telah ditetapkan Allah. Hujan, kemarau, siklus tumbuh-tumbuhan dan hewan, semuanya juga berputar sesuai aturan Allah. Seluruh manusia dan jin, juga muslim (beragama Islam) dalam artian tunduk kepada aturan Allah ini. Ia tidak bisa menolak ketentuan Allah dalam hal sakit-sehat, kaya-miskin, laki-laki-perempuan, hitam-putih, tinggi-pendek, lapar, haus tanpa ia inginkan. Semuanya berada di luar kemampuannya, ia hanya bisa menerima baik secara suka rela maupun terpaksa.

Alam raya ini juga melaksanakan tugasnya masing-masing, sesuai yang telah ditetapkan oleh Allah Ta'ala. Allah berfirman (artinya)," Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun kecuali bertasbih dengan memuji-Nya, akan tetapi kalian tidak mengerti cara mereka bertasbih." (QS. Al Isra' :44).
Firman Allah lainnya (artinya)," Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kepada Allah telah bersujud segala apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang melata dan sebagian besar manusia ? " (QS. Al Hajj :18).

Seluruh alam ini sujud kepada Allah sebagai tanda kerendahan mereka di hadapan Sang Pencipta, sebagaimana firman Allah dalam surat An Nahl ayat 48-50 (artinya)," Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan oleh Allah yang bayangannya berbolakbalik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka merendahkan diri ? Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang hidup di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada rabb mereka yang di atas mereka dan mereka melaksanakan apa yang diperintahkan (Allah kepada mereka)."

Dalam ayat lain Allah berfirman (artinya)," Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya." (QS. Al Ra'du :13), juga firman-Nya (artinya),"Hanya kepada Allah-lah sujud segala apa yang dilangit dan di bumi, baik dengan suka rela maupun dengan terpaksa. (dan sujud pula) baying-bayngnya di waktu pagi dan sore hari." (QS. Ar Ra'du :15).

Ayat-ayat lain yang semakna dengan pengertian di atas adalah surat Al Jumu'ah ayat 1, Ash Shaf ayat 1, Al Fushilat ayat 11 dan 12, Qaaf ayat 30 dan masih banyak ayat lainnya. Dengan memikirkan firman-firman Allah di atas kita bisa mengetahui bahwa alam raya ini adalah sebuah masjid raksasa. Seluruh penghuninya, baik benda mati maupun benda hidup saling sahut menyahu; bertasbih, bertahmid, sujud, melaksanakan perintah Allah, baik dengan kemauan sendiri maupun karena terpaksa. Semua unsur alam adalah muslim dengan artian ini.

2. Makna khusus.

Islam dalam artian khusus bermakna tunduk dan ta'at kepada Allah Ta'ala atas dasar ikhtiyari (pilihan sendiri, bukan terpaksa). Islam dalam artian ini adalah kata lain dari beribadah kepada Allah Ta'ala saja dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun (dalam istilah Islam dinamakan tauhid).

Para nabi dan rasul, sejak zaman Adam 'alaihi salam sampai nabi kita, Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam , semuanya beragama Islam. Mereka diutus Allah Ta'ala ke dunia membawa ajaran Islam, ajaran tauhid. Mereka mengajak umatnya untuk masuk Islam, beribadah kepada Allah semata dan tidak berbuat syirik.

Rasul yang pertama di kalangan umat manusia adalah nabi Nuh. Ia juga mengajak umatnya untuk masuk Islam, sebagaimana firman Allah (artinya)," Jika kalian berpaling dari peringatanku, aku tidak meminta upah kepada kalian. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah, dan aku disuruh supaya termasuk dari golongan kaum muslimin." (QS. Yunus :72).

Nabi Ibrahim mengajak seluruh umat dan keturunannya untuk masuk Islam, sebagaimana firman Allah Ta'ala (artinya)," Ketika Rabb nya berfirman kepadanya (Ibrahim)," Masuklah Islam !" Maka Ibrahim menjawab," Aku Islam (tunduk patuh) kepada rabb semesta alam." Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada keturunannya, demikian pula Ya'qub. " Wahai anak-anakku ! Sesungguhnya Allah telah memilihkan agama ini (Islam) bagimu, maka janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam." (QS. Al Baqarah :131-132).

Nabi Ibrahim adalah abul anbiya', bapaknya seluruh nabi di dunia ini. Ia mempunyai dua anak yang diangkat Allah menjadi nabi, yaitu nabi Ismail (yang menurunkan Nabi Muhammad ) dan nabi Ishaq (yang menurunkan Bani Israil). Nabi Ishaq mempunyai putra yang juga diangkat menjadi nabi, yaitu nabi Ya'qub yang mempunyai nama lain Israil. Nabi Ya'qub dikarunia 12 anak, yang lazim disebut bani Israil. Dari bani Israil ini Allah Ta'ala mengutus banyak nabi dan rasul, seperti Yusuf, Ya'qub, Ayub, Daud, Sulaiman, Musa, Harun, Dzulkifli, Zakaria, Yahya dan Isa 'alaihim salam. Kesemua nabi bani Israil ini juga mengajak umatnya untuk masuk Islam, untuk bertauhid dan menjauhi syirik.

Semua umat mengakui keutamaan nabi Ibrahim di sisi Allah Ta'ala. Karena itu, orang-orang Nasrani dan Yahudi saling mengaku bahwa nabi Ibrahim adalah seorang yang beragama Nasrani atau Yahudi. Namun Allah Ta'ala membantah pengakuan dusta mereka dan menegaskan bahwa nabi Ibrahim dengan seluruh keturunannya adlah seorang muslim. Hal ini diterangkan dalam firman Allah Ta'ala (Artinya)," Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang NAsrani, akan tetapi ia adalah seorang yang hanif (lurus) dan muslim, dan sekali-kali ia bukan seorang yang berbuat syirik." (QS. AlI Imran :67).

Dalam ayat lain Allah berfirman (artinya)," Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) kematiannya, ketika ia berkata kepada anak-anaknya," Apakah yang akan kalian ibadahi sepeninggalku ? Mereka menjawab," Kami akan beribadah kepada Ilah-mu dan Ilah nenek moyang kamu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yaitu Ilah Yang Maha Tunggal dan kami muslimun kepada-Nya." (QS. Al Baqarah :133).

Nabi Yusuf, salah seorang anak nabi Ya'qub, adalah penguasa Mesir. Pada masanya, seluruh keluarga nabi Ya'qub (bani Israil) pindah ke Mesir. Ia juga beragama Islam, dan dalam doanya ia bermunajat," Wahai Rabb, Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku sebagian ta'bir mimpi. Wahai Pencipta langit dan bumi, engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang sholih." (QS. Yusuf :101).

Nabi Musa mengajak umatnya, bani Israil untuk masuk Islam, sebagaimana firman Allah Ta'ala (artinya)," Musa berkata," wahai kaumku, jika kalian beriman kepada Allah, maka bertawakal-lah kepada Allah semata, jika kalian benar-benar muslimun." (QS. Yunus :84). Dalam ayat lain Allah berfirman," Musa berkata," Wahai kaumku, jika kalian beriman kepada Allah maka bertawakal-lah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar kaum muslimin." (QS. Yunus :84).

Para tukang sihir Fir'aun yang akhirnya beriman kepada nabi Musa juga berdoa agar mati dalam keadaan memeluk Islam, sebagaimana firman Allah Ta'ala (artinya)," Ya rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan musliini." (QS. AL A'raaf :126).

Nabi Isa juga mengajak umatnya untuk masuk Islam, sebagaimana firman Allah Ta'ala (artinya)," Maka tatkala ISa mengetahui keingkaran mereka (bani Israil) berkatalah ia," Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (hawariyyin) dalam menegakkan agama Allah ?" Maka para pengikut setianya (Hawariyyin) menjawab," Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslimin." (QS. Ali Imran :52).

Jadi, agama nabi Musa, Isa dan Muhammad adalah satu, yaitu Islam, sebagaimana agama nenek moyang mereka yaitu nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq dan Ya'qub adalah satu, yaitu Islam. Semuanya mengajak umatnya untuk masuk Islam, untuk bertauhid dan menjauhi syirik. Allah berfirman," Dan sungguh telah kami utus pada tiap umat seorang rasul untuk menyeru umatnya," Beribadahlah kepada Allah semata dan jauhilah thaghut." (QS. Al Nahl :36).

Agama semua nabi adalah sama, yaitu Islam yang bersendikan tauhid dan menolak syirik. Yang berbeda hanyalah tata cara peribadahannya, yang disesuaikan dengan kondisi saat itu. Sholat umat Islam masa nabi Musa atau Isa, berbeda dengan tata cara sholat pada zaman kita, zaman Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam. [ lihat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu' Fatawa VII/263 ].

3. Makna lebih khusus.

yaitu agama yang dibawa Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada seluruh makhluk di alam ini. Itulah Islam yang hari kita anut, yang berlandaskan kepada Al Qur'an dan As Sunah.

Islam dengan artian terakhir ini adalah agama paling sempurna yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya di alam ini. Syareat para nabi, sejak zaman nabi Adam sampai nabi Isa, belum sempurna. Islam yang dibawa oleh Muhaammad -- --- sebagai nabi terakhir--- menyempurnakan dan menghapus seluruh syareat para nabi sebelum beliau. Dengan demikian, bagi seluruh manusia dan jin mempunyai kewajiban untuk beriman kepada Muhammad Rasulullah, menerima Al QUr'an dan As Sunah.

Allah Ta'ala berfirman," Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi,"Setelah Aku berikan kitab dan hikmah kepada kalian, kemudian datang kepada kalian seorang rasul yang membenarkan ajaran (tauhid) yang ada padamu, niscaya kalian akan sungguh-sungguh beriman dan menolongnya." Allah bertanya kepada mereka," Apakah kalian mengakui perjanjian-Ku ini dan menerimanya ?" Mereka (para nabi) menjawab," Kami mengakui." Maka Allah berfirman," Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kalian." (QS. Ali Imran :81).

Shahabat Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Abbas saat menerangkan ayat ini mengatakan," Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali pasti mengambil perjanjian (isi perjanjian itu) : Jika Allah mengutus Muhammad dan ia masih hidup maka ia harus beriman kepada Muhammad dan menolongnya. Allah memerintahkan nabi itu untuk mengambil perja jian dari umatnya," Jika Muhammad di utus dan mereka masih hidup, mereka harus beriman kepada Muhammad dan menolongnya." [Tafsiru al-Qur'anu al-Adzim, Ibnu Katsir I/378].

Umat para nabi sebelum beliau yang tidak mau beriman kepada beliau, tidak beriman kepada Al Qur'an dan tidak mau masuk Islam berarti telah kafir. Karena itu Allah Ta'ala menyebut para pengikut Taurat dan Injil (ahlu kitab) sebagai umat yang kafir dan kekal di neraka karena tidak masuk Islam. (periksa QS. Al Bayyinah :1-6, Al Maidah :15-17,72-73 dll).

Rasulullah bersabda," Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada seorang pun dari umat ini yang mendengarku (sampai kepadanya dakwah Islam) baik ia itu seorang Yahudi maupun Nasrani kemudian ia mati dan tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya (Islam) kecuali ia pasti menjadi penduduk neraka." [HR. Muslim no. 153, Silsilatu al-Ahaditsu al-Shahihah no. 157].

Diriwayatkan dari Umar bin Khathab bahwasanya Rasulullah bersabda," Seandainya Musa masih hidup dan kalian mengikutinya serta meninggalkanku, kalian pasti tersesat." [HR. Ahmad 3/471 dan 4/266, hasan].

Islam yang dibawa oleh Rasulullah, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam inilah satu-satunya dien yang diterima Allah Ta'ala (QS. Ali Imran :19,83,85). Semua dien selain Islam tidak akan diterima Allah Ta'ala. Dan Allah telah menjanjikan tidak akan masuk surga kecuali seorang muslim, seorang yang beriman kepada Rasulullah, AL Qur'an dan As Sunah.

Wallahu A'lam bish Shawab.


* penulis adalah mahasiswa Ma'had 'Aly Al-Nuur, Surakarta Masjid Al Ikhlash
Jl. Citarum no. 16, Gading, Surakarta 57116 Jawa Tengah

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.