Adab Istinja' (Bagian 1)

Hadits No. 124 :

 Dari Jabir, ia berkata: Kami keluar bersarna Nabi SAW. dalam suatu perjalanan, maka tidaklah ia datang ke lapangan (untuk buang air) kecuali mesti ia sembunyi, kemudian ia tidak terlihat. (HR Ibnu Majah).

Hadits No. 125 :


Dan bagi Abu Dawud (dikatakan): Adalah Ia apabila hendak buang air, maka ia pergi sehingga tidak seorangpun melihatnya.

Hadits No. 126 :


Dan dari Abdillah bin Ja’far, ia berkata: Tabir yang paling disukai oleh Nabi SAW. ketika buang air, adalah tempat yang tinggi, atau rumpun pohon kurma. (HR Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah)

Hadits No. 127 :


Dan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW., ia berkata: “Barangsiapa buang air, maka bertabirlah, maka kalau tidak menemukan selain harus menghimpun tumpukan pasir, maka hendaknya ia membelakang, karena sesungguhnya syetan bermain di tempat-tempat duduk manusia. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh baik, dan barangsiapa tidak berbuat, maka tidak dosa.” (HR Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Penjelasan


Syarih berkata: Al baraaz, dengan di fat-hah ba’ -nya, adalah sebagai kata kiasan untuk hajat manusia (buang air), sebagaimana lafadz ghaith dan khala’.

Dan hadis ini menunjukkan diperintahkannya orang yang buang air itu menjauh. Perkataan “hadaf” adalah setiap tempat yang tinggi, baik berupa bangunan, atau bukit pasir, atau gunung.

Dan hadis ini menunjukkan dianjurkannya orang yang menunaikan hajatnya agar bertabir dengan sesuatu yang dapat menghalangi pandangan orang lain yang juga dalam keadaan demikia

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.