Teknologi Lensa Tercanggih

Teknologi Lensa Tercanggih
Lalat kita mengenalnya dengan serangga yang kotor. Serangga yang berbahaya karena bisa menyebarkan penyakit. Kegemaranya bersarang ditempat sampah lalu hinggap pada makanan. Namun dibalik cap buruk itu, tersimpan sebuah keajaiban penciptaan Allah SWT.
Jika kita perhatikan lebih dekat, lalat memiliki bagian mata yang berukuran besar. Bahkan sangat besar dibandingkan ukuran kepalanya. Mata lalat ini disebut mata majemuk.
Mata majemuk merupakan perangkat penglihatan amat hebat. Penelitian lebih dekat pada lalat memunculkan penjelasan mengapa lalat sedemikian tangkas, mampu menghindari serangan yang dating dari segala arah. Ternyata mata majemuk lalat memungkinkan melihat kesegala arah dan pada sudut pandang yang lebar.
Ketika organ ini diteliti, kita akan menyaksikan ratusan lensa-lensa yang secara khusus berfungsi untuk menghamburkan cahaya. Lensa-lensa itu tersusun membentuk permukaan cekung yang memberikan ruang penglihatan yang luas dan memusatkan bayangan pada satu titik pusat. Sisi –sisi satuan optik pada permukaan tersebut berbentuk segienam (Heksagonal) yang memungkinkan satuan-satuan optik itu tersusun rapat satu sama lain. Lalat pun dapat melihat sebuah ruang penglihatan yang luas dalam satu bayangan gambar.
Terdapat rancangan unggul pada mata lalat. Prinsip teknik ini telah ada pada lalat selama sekitar 390 juta tahun. Pengkajian yang lebih umum pada sejarah alam kehidupan menunjukan bahwa rancangan mata majemuk (pada trilobita zaman Kambrium) berasal sejak kurang lebih 530 juta tahun yang lalu.
Dan kini, manusia mengambil ilham dari mata majemuk lalat untuk berbagai keperluan, seperti membuat alat scan yang lebih tajam dari sinar X maupun sinar leser.
" Hai manusia, Telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al Hajj: 22 : 73)
Sumber: Ar-Risalah/ No.111/Vol.IX/03 Ramadhan – Syawal 1431 H/ September 2010/ Kauniyah

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.